Secara alamiah, manusia memang memiliki pandangan yang terbatas, ia hanya mampu melihat apa yang ada
di depan matanya.
Namun, Tuhan menganugerahinya mata hati yang mampu menerobos berbagai tembok pembatas. Tingkat ketajaman mata hati itu sangat tergantung dari kerendahan hati dan kedalaman ilmu seseorang.
Seseorang dikatakan arif bijaksana bila ia memiliki ketajaman mata hati. Menjadi benar itu penting, tapi merasa benar itu tidak baik. Kearifan akan membuat seseorang menjadi benar, bukan merasa benar.
Perbedaan Orang Benar dan Orang yang Merasa Benar :
- Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar.
Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yang paling benar.
- Orang benar, bisa menyadari kesalahannya.
Sedangkan orang yang merasa benar, merasa tidak perlu untuk mengaku salah.
- Orang benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap rendah hati.
Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung tinggi hati.
- Orang benar memiliki kelembutan hati.
Ia dapat menerima masukan/kritikan dari siapa saja. Bahkan dari anak kecil sekalipun.
Orang yang merasa benar, hatinya keras. Ia sulit untuk menerima nasihat, masukan apalagi kritikan.
- Orang benar akan selalu menjaga perkataan dan perilakunya, serta berucap penuh kehati-hatian.
Orang yang merasa benar, berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya tanpa mempertimbangkan dan mempedulikan perasaan orang lain.
Pada akhirnya, orang benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang.
Namun orang yang merasa benar sendiri hanya akan disanjung oleh orang-orang yang berpikir sempit, yang sepemikiran dengannya, atau orang-orang yang sekadar ingin memanfaatkan dirinya.
Sahabat fillah, mari terus memperbaiki diri untuk bisa menjadi benar, agar tidak selalu merasa benar.
Bila kita sudah termasuk tipe "orang benar", bertahanlah dan tetaplah "rendah hati"....
0 comments:
Post a Comment