Dalam sebuah atsar di sebutkan: “Di hari kiamat kelak banyak orang membayangkan seandainya diri mereka pernah di cabik-cabik dengan alat pemotong, karena melihat betapa indahnya balasan bagi orang yang pernah di timpa musibah.”
Allah berfirman:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang di cukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az Zumar: 10)
“(sambil mengucap): “Salamun’alaikum Bima Shabartum.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.) (Qs. Ar.Ra’d: 34)
Dalam sebuah hadits di sebutkan: Sesungguhnya, Besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka. Maka, Barang siapa yang (denagn) rela (menerimanya), maka baginya kerelaan itu, dan barangsiapa yang benci maka baginya kebencian itu.” (HR.Tirmidzi)
Ada sebuah permasalahan besar dalam hidup dalam musibah-musibah itu: ada kesabaran, ada takdir, ada pahala, ada tuntutan agar hamba menyadari bahwa yang mengambil adalah zat Yang Memberi, dan bahwa Yang Mencabut adalah Yang Menganugerahkan.
“Sesungguhnya, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (Qs.An Nisa: 58)
Harta dan keluarga hanyalah titipan semata,
Pasti suatu hari dia akan dikembalikan jua.
0 comments:
Post a Comment