Oleh: Khansa Rasyid
KETIKA menikah dan istri menguasai segalanya …
Dengan pernikahan, menghubungkan kehidupan baik bagi 2 keluarga yang Allah satukan dalam kebahagiaan.Maka permulaan itu di sini.
Dengan menikah, hubungan itu putus,Ibu mertua, adik-adik dari pihaksuami.
Merasa terganggu dengan kehidupan keluarga suami Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sangsuami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Istri senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan.
Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.Seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.“Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),” (Al Baqarah: 264).
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami,” (HR. At Tirmidzi, hasan).
Semoga Allah karuniakan sifat sifat baik hati dan taat,sebagai istri, yang Allah karuniakan pintu pintu surga pilihan terbaik kelak,
Aamiin Ya Robbal`aalamiin.[]
0 comments:
Post a Comment