Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi orang yg beriman kecuali kedekatannya dengan Allah Ta’ala.
Kedekatan yang benar sebagaimana juga dicontohkan oleh Rasulullah dengan melakukan semua yang diperintahkan NYA dan menjauhi semua yang dilarangNYA.
Kedekatan seorang hamba kepada Allah Ta’ala termasuk nikmat agung yang tak bisa digapai oleh semua orang.
Dalam mengupayakan nikmat nan agung itu, seorang hamba juga diberikan pilihan untuk mendekat dengan DUA cara saja:
Ulama besar, Guru Sufi Ibnu Athailah as- Sakandar memberikan nasehat :
“Barangsiapa yang tidak mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahu Wa Ta'ala meski sudah dianugerahiNYA dengan
berbagai KENIKMATAN, akan diseret (agar mendekat) kepadaNYA dengan berbagai COBAAN (bala’)”
(Ibn Athailah – AL HIKAM).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala meski sudah dianugerahiNYA dengan
berbagai KENIKMATAN, akan diseret (agar mendekat) kepadaNYA dengan berbagai COBAAN (bala’)”
(Ibn Athailah – AL HIKAM).
Siapa yang tidak suka dzikir kepada Allah ketika sehat wal’afiat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya berdzikir / ingat kepada Allah dengan tibanya bala’ bencana dan musibah.
Dengan kata lain, seolah-olah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkata, “Mendekatlah kepada-KU wahai hambaKU, sebelum AKU paksa kamu untuk mendekat”.
Bagi orang beriman, berbagai cobaan dan musibah adalah cara Allah agar kita senantiasa mendekat kepadaNYA.
Maka mendekatlah selalu kepadaNYA, setiap hari dan sepanjang waktu dengan banyak bersyukur dan berbagai kebaikan.
Semoga kita dan anak2 keturunan kita semuanya
termasuk kedalam golongan hambaNYA yang senantiasa bersyukur dan mendekatkan diri
kepada-Nya sehingga Allah tak perlu menurunkan ujian bala bencana, berupa sakit ataupun
musibah untuk menyadarkan kita.
termasuk kedalam golongan hambaNYA yang senantiasa bersyukur dan mendekatkan diri
kepada-Nya sehingga Allah tak perlu menurunkan ujian bala bencana, berupa sakit ataupun
musibah untuk menyadarkan kita.
Aamiin.
0 comments:
Post a Comment