Thursday, October 8, 2015

ROMANTIKA, HARMONI, KASIH SAYANG DAN CINTA DALAM KEHIDUPAN RASULULLAH

1. Berapa banyak kita terpukau melihat bintang film Barat atau bintang film India ketika menyuapi
kekasihnya dengan tangannya.

Tapi jarang di antara kita yang terpesona dengan sabda nabi:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

“Sesungguhnya engkau, tidaklah memberikan nafkah yang dengannya engkau mengharapkan wajah Allah kecuali engkau diberi pahala karenanya, sampai makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Kita terkesima dan meyakini bahwa memberi
mawar indah kepada sang kekasih adalah budaya Barat, budaya dari kaum Eropa yang berkemajuan.

Tetapi kita melupakan hadits Nabi:

من عرض عليه ريحان فلا يرده فانه خفيف المحمل طيب الريح.

Barangsiapa ditawarkan kepadanya bunga rayhan maka janganlah ia menolaknya, sesungguhnya ia mudah dibawa dan harum aromanya. (HR. Muslim: 20, 2253).

3. Kita sangat kagum melihat lelaki Barat membukakan pintu mobil untuk sang kekasih, tapi kita melupakan salah satu riwayat dari kisah rasulullah dalam perang Khaibar beliau duduk sambil menjadikan paha beliau sebagai tumpuan sang istri tercinta Shafiyah radhiyallahu 'anha untuk menaiki untanya. Itulah romantisme nabi disaat peperangan bagaimana lagi ketika berduaan.

4. Rasulullah adalah seorang nabi, ksatria, pemimpin besar ummat Islam, pengemban risalah agung kemanusiaan, pikirannya tercurahkan untuk memperjuangkan kejayaan Islam, tapi dari sisi lain beliau adalah seorang suami yang romantis, tangannya yang mulia tidak segan-segan untuk menyuapi istrinya.

Dan agar romantisme senantiasa mekar dan berbunga, rasulullah seringkali mencium istrinya bahkan dalam kondisi sedang berpuasa.

Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendekatiku untuk menciumku. Aku katakan bahwa aku sedang berpuasa. Beliau bersabda, ‘Aku juga sedang berpuasa.’ Beliau menghampiriku lalu menciumku.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya dan dishahihkan al-Albany dalam ash-Shahihah)

5. Rasulullah tidak malu menyebut nama istri tercinta di depan publik di saat banyak suami  menganggap sekedar menyebut nama istri di depan umum mengurangi harga dirinya bahkan malu mengakui sebagai istrinya. Tapi rasulullah justru menujukkan cintanya kepada sang istri

Simak kisah indah berikut:

Shafiyah binti Huyay mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sewaktu beliau beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Kemudian ia berbincang dengan beliau beberapa waktu. Ia berdiri untuk pulang. Rasulullah pun ikut berdiri mengantarkan Shafiyah pulang. Ketika Shafiyah dan Rasulullah sampai di depan pintu Ummu Salamah, dua orang Anshâr lewat dan memberi salam kepada Rasulullah. Kepada dua orang Anshâr itu beliau bersabda, “diamlah tunggu sebentar...Perhatikanlah baik-baik oleh kamu berdua, dia ini tidak lain adalah Shafiyah binti Huyay Istriku ”(HR. Bukhari: 2035 Muslim: 2175)

Lihatnya dalam keadaan i'tikaf rasulullah menyempatkan diri berbincang-bincang dan mengantar sang istri tercinta dan menyebut nama istri di depan sahabat-sahabatnya...padahal bisa saja beliau sekedar berkata: wanita ini adalah istriku.....tapi beliau berkata dia adalah Shafiyyah radhiyallahu 'anha.

6. Rasulullah memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan, panggilan yang menggembirakan sang istri, panggilan yang menunjukkan betapa dalam cinta beliau kepada sang istri.

Beliau memanggil Aisyah dengan sebutan kesayangan "Ya Humaira" (si cantik yang pipinya merah merona).

Terkadang beliau juga memanggilnya: Ya A-isy panggilan kasih sayang untuk Aisyah

Aisyah bercerita tentang hal ini:

Sekelompok orang Habasyah masuk masjid dan bermain di dalamnya. Ketika itu Rasulullah. berkata kepadaku, “Wahai Humayrâ`, apakah kamu senang melihat mereka?” Aku menjawab, “Ya.” Maka beliau berdiri di pintu rumah. Aku menghampirinya. Kuletakkan daguku di atas pundaknya dan kusandarkan wajahku ke pipinya. Di antara ucapan mereka (orang-orangHabasyah) waktu itu, ‘Abû al-Qâsim (Rasulullah) orang baik.’ Lalu Rasulullah berkata, “Cukup.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, jangan tergesa-gesa.” Beliau pun berdiri lagi untukku. Kemudian beliau berkata lagi, “Cukup.” Aku berkata, “Jangan tergesa-gesa, ya Rasulullah.” Bukan melihat mereka bermain yang aku suka, melainkan aku ingin para perempuan tahu kedudukan Rasulullah bagiku dan kedudukanku dari beliau (HR. Ahmad)

Lihatlah bagaimana Aisyah meletakkan dagunya di atas pundak nabi dan menyandarkan wajahnya di pipi nabi....

Masya Allah....kehidupan indah nan romantis.....

7. Rasulullah adalah suami yang menyayangi istri, pelipur dikala duka, membuat istri tersenyum ketika lara menyapa.

Simak kisah beriku:

Pada suatu hari, Rasulullah mendatangi istri tercinta Shafiyah binti Huyay. Beliau menemukan Shafiyah sedang menangis. Kepadanya beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Shafiyah menjawab, “Hafshah berkata bahwa aku anak orang Yahudi.” Beliau berkata, “Katakan padanya, engkau adalah keturunan nabi, pamanmu juga nabi, dan sekarang suamimu juga nabi. (suamiku Muhammad, ayahku Hârûn, dan pamanku Musa. (HR. Ahmad dan Tirmidzi, no. 3894. al Arna’uth berkata, “Sanadnya shahiih.”)

Lihatlah bagaimana rasulullah menghibur dan menyelesaikan masalah tanpa ada yang tersakiti dari istri-istrinya.

8. Ketika rasulullah berada di dekat Aisyah radhiyallahu 'anha, kemudian beliau ingin minum maka Aisyah memberikan gelas kepadanya, maka beliau mengambil gelas yang dipakai Aisyah dan minum tepat di bekas yang aisyah minum dengannya.

Simak kisah romantis berikut:

ِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَشْرَبُ وَأَنَا حَائِضٌ ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ فَيَشْرَبُ وَأَتَعَرَّقُ الْعَرْقَ وَأَنَا حَائِضٌ ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ وَلَمْ يَذْكُرْ زُهَيْرٌ فَيَشْرَبُ

Aisyah menuturkan:
Aku minum ketika aku sedang dalam keadaan haid, kemudian aku memberikannya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat mulutku (ketika minum). [HR. Muslim No.453].

Masya Allah.....
alangkah raomantisnya Nabi kita yang mulia.

9. Rasulullah sangat senang bersandar di pangkuan istri tercinta sambil membaca al-Qur'an...mungkin kisah ini sebagian orang hanya melihatnya di film2 romansa.

Aisyah radhiyallahu anha menuturkan:

ِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَّكِئُ فِي حِجْرِي وَأَنَا حَائِضٌ فَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ

Dahulu rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersandar (dengan kepalanya) pada pangkuanku, sedangkan aku dalam keadaan sedang haid, kemudian beliau membaca al-Qur'an (dipangkuanku). [HR. Muslim 454)

10. Rasulullah mandi dengan istri-istrinya.

Untuk menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada sang istri, beliaupun tidak malu untuk mandi bersama istri tercinta.

Simak kisah romantis berikut:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ وَاحِدٍ فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُولَ دَعْ لِي دَعْ لِي قَالَتْ وَهُمَا جُنُبَانِ

Aisyah bercerita: dahulu Saya mandi bersama Rasulullah pada satu bejana, lalu beliau segera mendekatiku hingga aku berkata, 'Tinggalkanlah untukku, tinggalkanlah untukku' Dia berkata lagi, 'Sedangkan keduanya dalam keadaan junub.' [HR. Muslim No.485].

Begitu juga istri beliau yang lain, Maimunah radhiyallahu anha menuturkan:

 أَنَّهَا كَانَتْ تَغْتَسِلُ هِيَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ

Bahwa dahulu beliau  pernah mandi bersama Nabi dalam satu bejana. [HR. Muslim 486)

11. Ketika ibunda Aisyah radhiyallahu 'anhu ditanya: bagaimana keadaan nabi ketika beliau berada di rumah. Maka ibunda menjawab: beliau menjahit bajunya yang sobek, memeras susu kambingnya dan beliau membantu istri-istrinya.

Kesibukan  dan tanggung jawab besar yang diembannya kepada umat manusia tidak menghalangi beliau untuk berlaku romantis kepada istri-istrinya.

Simak kisah berikut:

عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: “مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ”

Urwah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat yang lain ibunda Aisyah menceritakan:

كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

“Beliau selalu membantu pekerjaan istrinya, dan jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari no. 676)

12. Rasulullah adalah manusia yang paling ahli ibadah, paling bertaqwa, dan  paling tinggi keimanannya... akan tetapi tahukah anda bagaimana keadaan beliau ketika wafat? Apakah beliau dalam kondisi sujud? Atau sholat? Tidak, beliau wafat, sedang kepala beliau yang mulia berada di dada Aisyah radhiyallahu 'anha....

Semoga Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada beliau, keluarga, istri-istri dan para sahabatnya yang mulia....

Ya Allah jadikanlah kami suami-suami yang romantis dan penyayang kepada istri-istri kami...
sebagaimana nabi kami mengajarkanya kepada kami.

Amin ya Rabbal 'alamin...

Katakan kepada istrimu bahwa engkau mencintainya.....

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين.

Kota Riyadh KSA, 24 Dzulhijjah 1436 H

Akhukum fillah:
✒ Abu Abdillah Fadlan Fahamsyah
al-Lamunjany

0 comments:

Post a Comment