Thursday, September 11, 2014

Pelajaran dari Seekor Ular dan Gergaji

ULAR terkenal sebagai seekor binatang yang agresif. Dia cenderung sensitif bila merasa terancam. Oleh karena itu, ular biasanya akan mengeluapkan emosinya dengan melakukan penyerangan. Dia akan kerahkan kekuatan melalui lilitan dan bisanya untuk membunuh lawannya.
Ada suatu cerita mengenai seekor ular dan gergaji besi. Seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari. Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya.
Nah, ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja dia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Dia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.
Marah dan putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya itu. Dia pun membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya dia pun mati.
Kisah ini menunjukkan bahwa, kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi, sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari.
Untuk itu, mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami. Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Melainkan kerugian yang akan didapat. islampos.com 

0 comments:

Post a Comment