Thursday, January 14, 2016

Apakah cinta kita kepada Nabi itu hanya GOMBAL saja?

Seseorang yang mencinta, tentu akan mengorbankan apapun untuk yang dicinta,tidak hanya dengan kata atau hanya dengan teori saja,
namun harus bisa dibuktikan dengan tindakan yang nyata.

Begitupun dalam Maulid Nabi ini,
yang merupakan sebuah bentuk ekspresi cinta kita kepada sang manusia termulya,
namun rasa cinta kita kepadanya takkan bisa diakui kebenarannya,
jika tanpa pembuktian pengorbanan dalam setiap langkah kita,
Itu telah terjadi kepada paman beliau yang tercinta abu Tholib,
rasa cintanya kepada sang Nabi begitu besar, hingga ia terus menjaganya dari gangguan kaum kafir quraysi..
sang nabipun demikian, beliau juga sangat mencintai pamannya tersebut,
hingga saat terakhirnya tiba, beliau sangat bersedih atas kehilangannya.
Abu Thalib tetaplah seorang yang belum beriman hingga diakhir ajalnya, meski dengan membawa cinta yang teramat besar kepada sang keponakan..
itu semua semata mata karna Abu Tholib tidak memperjuangkan dirinya untuk beriman, dengan alasan malu, atau merasa tak enak kepada saudaranya Abu lahab, karena dengan berislam telah dianggap menghianati kepercayaan nenek moyangnya.
Sang Nabi bersedih bukan karna apa apa,
beliau hanya menyesali, dengan rasa cinta yang begitu besar kepadanya, mengapa sang paman tidak juga beriman, hingga ajal telah tiba.
Nabipun menangis dengan pilu, hingga tahun itu disebut dengan tahun kesedihan..
Itu sepenggal kisah hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran,
Rasa cinta saja tidak cukup, namun harus disertai dengan pengorbanan dan perjuangan.
kadang ketika kita hendak ingin bertaubat, kita malu akan ledekan teman,
malu dengan lingkungan,
Kadang rasa cinta itu telah mulai bersemi dihati kita kepada sang Nabi,
namun dengan alasan malas, atau malu, kita tak kunjung melaksanakan kemauannya.
Akankah cinta kita akan dinilai sebagai GOMBAL oleh sang Nabi?
hanya kita yang mampu mengukurnya..

0 comments:

Post a Comment