Friday, January 19, 2018

"Hanya ini SENJATA yang Saya Bawa" (Kisah Lanjutan dari "Hanya CELANA ini yang saya Punya)

Oleh : Awy Imam
True Story, Inspiring, Motivate
Hasil gambar untuk kompas"Mas, Apa yang membuat mas itu bisa kuat menghadapi ujian ini? Tolong ceritakan" tanyaku padanya..
----------------
Cerita ini adalah bermula dari sebelum temen saya itu diterima kerja, jadi ini adalah awal mula dia pergi merantau ke Bali.
Ia adalah seorang laki laki sederhana, hidup dibawah asuhan kakak perempuannya, ibunya telah lebih dulu meninggalkannya saat masih kecil, ayahnya pergi keluar daerah dan sudah tiada kabar lagi dimana keberadaannya.
Ia adalah seorang anak yang cerdas, terbukti dari SMP hingga kuliah ia selalu mendapatkan beasiswa, hingga lulus menjadi seorang Sarjana Tehnik dari Universitas di Jakarta (saya lupa nama universitasnya), dengan nilai IPK 3,7.
Namun dengan hal itu tidak serta merta membuat kehidupannya berjalan mulus, ia masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, hingga ia pulang dan menjadi seorang marbot masjid.
Selama beberapa bulan ia menjalani itu, ya bisa dibilang jika untuk kecukupan sehari hari masih bisa dibilang cukup, namun dengan ilmu yang ia miliki, dia mulai berpikir untuk berhijrah, entah apa yang menjadi pemikirannya saat itu, dia memilih BALI untuk tujuan hijrahnya, padahal dia belum sama sekali mengenal Bali itu seperti apa, bagaimana lingkungannya, yang ia pikirkan di bali adalah, mungkin ia bisa memanfaatkan ilmu yang ia dapatkan selama ini.
Bermula dari situ ia bilang kepada pengurus masjid yang sekaligus menjadi ketua RW di kampungnya itu,
"Pak RW, saya kan sudah lama disini, saya ingin hijrah, saya ingin memperbaiki masa depan saya" Tutur dia
"Oh kamu pengen hijrah, mau kemana?"
Jawab pak RW
" saya mau ke Bali pak" jawabnya
" lho, emang kamu sudah tahu bali itu seperti apa? Di Bali itu susah cari masjid lo, kita disana minoritas , dan disana banyak bule bulenya, kamu sanggup? Pikir pikir dulu deh!!"
"Oh ya? Wah saya malah baru tahu itu pak, kalau cari masjid susah, yaudah pak, saya pikir pikir dulu kalau gitu"
Akhirnya iapun mengurungkan niatnya itu, selama tiga hari ia sholat istikharah memohon petunjuk, dan pada akhirnya ia mantap untuk hijrah ke Bali,
Keinginannya itupun juga sempat di tentang oleh kakak perempuannya,
"Teh, saya pengen Hijrah ke Bali, mohon do'anya"
"Apa!!!, kamu mau ke Bali? emangnya kamu sudah tahu Bali? Mau jadi apa kamu ke Bali, disana itu cari masjid susah, banyak bulenya, banyak orang telanjang, dan cari makan halal susah, ngapain kamu kesana, kelaparan kamu nanti "
"Teh, teteh sudah menyekolahkan saya sampai saya lulus, di SD teteh menempatkan saya di Madrasah ibtidaiyyah, di SMPnya Madrasah Tsanawiyah, SMAnya Madrasah Aliyah, hingga kuliah pun saya tinggal di asrama dengan lingkungan masjid, apa itu masih belum cukup teh? InsyaAllah iman saya masih kuat, sedikit sedikit ilmu agama saya masih bisa menjadi modal buat saya teh, ya syukur syukur saya bisa memanfaatkan ilmu agama saya disana.."
Dengan penjelasannya tersebut, akhirnya kakaknyapun mengijinkan, dan kembali lagi, esoknya ia minta ijin ke pak RW dam menceritakan tentang kebulatan tekadnya itu untuk hijrah ke Bali.
"Pak, niat saya sudah bulat, saya ingin hijrah ke Bali, mohon do'a dan restunya pak"
"Hemm,gitu, kalau itu sudah menjadi keputusan kamu, ya saya gak bisa berbuat apa apa lagi, semoga itu menjadi yang terbaik buat kamu nanti," jawab pak RW, kemudian pergi kebelakang mengambil sesuatu, dan diberikanlah itu kepada temen saya.
"Ini, bawa ini, sekarang kamu atur arah kiblatnya, kalau nanti kamu disana tidak menemukan masjid, kamu bisa pakai kompas ini, dan ini ada sajadah, gunakan ini saat kamu disana, mohon maaf, bapak cuma bisa kasih ini sebagai bekel kamu, jadikan ini sebagai SENJATA kamu, saat kamu sedang kesulitan, saat kamu sedang ada masalah, bahkan saat kamu sudah berhasil nanti, ingatlah bahwa kamu masih punya Allah"
---------+
"Jadi gitu mas, itulah yang membuat saya kuat sampai saat ini, ya intinya, HANYA INI SENJATA YANG SAYA BAWA...!!!"
Kembali, hal itu membuat hati saya bergetar dan terenyuh..
Subhanallah, Maha Suci Allah dengan Segala KaruniaNya,
Dengan SENJATA itu ia bisa melewati kesulitan,
dengan SENJATA itu ia bisa tetap TEGAR menjalani kehidupannya yang sulit,
Dengan SENJATA itu ia tetap bisa SABAR dalam menerima segala ujian,
Dengan SENJATA itu ia masih bisa GIGIH berjuang memperbaiki kehidupan,
Dengan SENJATA itu, Alhamdulillah.. kini ia telah mendapatkan PEKERJAAN yang layak untuknya,
Dan saya yakin, dengan SENJATA itu, ia akan menjadi ORANG, yang ditinggikan derajat sosial dan akhiratnya.. InsyaAllah..Aamiin..
Bersambung....
NB: Ingatlah Allah dalam setiap langkah
1 Januari 2018
Nusa Dua, Bali
@Awyimam

0 comments:

Post a Comment