Monday, August 10, 2015

Manusia di Dunia ini Semua Nglindur (Ali bin Abi thalib)

Salah satu persoalan akidah yakni tentang asbabu assalaamah wannajaa fil qobr (sebab-sebab selamatnya
seorang mukmin dari siksa kubur).

Al Imam Ali bin Abi Tholib pernah menyebutkan didalam salah satu nasehatnya bahwa
"annaasu niyaamun faidza mautu intabahu,"
bahwa manusia itu yang sekarang sedang duduk, yang sekarang sedang jalan-jalan, yang sekarang sedang makan, sedang beraktifitas, oleh beliau dianggap sebagai orang yang sedang tidur, orang
yang sedang tidak sadar, orang yang tidak terjaga, yang tidak mengerti apa yg dilakukan, yang dirasakannya hanya mimpi belaka.

Justru pada saat manusia itu meninggal dunia, baru kemudian menyadari apa yang terjadi.Apa makna dari kehidupan manusia, yang haketnya adalah tidur, ngelindur tidak sadar apa yang dilakukan, mimpi dengan semua aktifitas yang dilakukan, karena dalam mimpi itu kita tidak dihukumi, dalam mimpi kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan, dalam mimpi mengalir begitu saja.
Barangkali sesuatu yang menyenangkan, kita mungkin akan dijodohkan di atas pelaminan tiba-tiba terbangun masih di atas ranjang, kita mungkin mimpi sedang menikmati hidangan dan makanan yang sangat lezat, ketika terbangun perut kita masih keroncongan. Sebaliknya mungkin kita bermimpi dijebloskan ke dalam penjara atau terjatuh dari jurang dan sebagainya, ketika terbangun ternyata hanya di samping tempat tidur kita.
Inilah hakekat orang tidur, maka begitu dia meninggal dunia sadarlah manusia ini dengan apa yang terjadi dan menimpa.

Ketika waktu di dunia dia sadar, dia sangka anak yang dia gadang-gadang nanti akan menjadi pelanjut generasi orang tuanya ternyata begitu di alam barzah anak itu tidak memiliki guna.
Dia sangka mobilnya atau kendaraannya, rumahnya atau sawah ladangnya itulah yang akan membuat hidup dia mulia, begitu di alam khubur ternyata semuanya tidak berguna.
Dia sangka kedudukannya, jabatannya, pangkat dan sebagainya itu yang akan membuat dia kemudian dihormati, dimuliakan, dianggap sebagi orang hebat dan sebagainya, begitu di alam khubur ternyata semua tidak ada artinya. Inilah hakekat annaasu niyaamun, faidza mautu intabahu.
Sebaliknya juga demikian, ada orang miskin yang susah dan menderita, tapi begitu dia meninggal dunia, dia menyadari bahwa Allah SWT telah membalas semua kesulitan beban hidup yang dialaminya. Allah SWT ternyata menjadikan semua anak-anaknya sebagai anak sholeh yang mendoakan yang selalu mengirimkan pahala buat kedua orang tuanya. Dengan kemiskinannya ternyata Allah ringankan hisabnya. Dengan keikhlasannya dia beramal sesuai dengan kemampuannya, tenyata inilah yang kemudian membuat kedudukannya kemuadian diagkat di akherat kelak.

Rosulullah SAW mengatakan dalam haditsnya bahwa sabaqat, dirhamun miata alfi dirhamin, uang 1 dirham tenyata bisa mengalahkan sedekah yang 100 ribu dirham (1 dirham kurang lebih 100 ribu rupiah, tergantung kondisi kursnya), kemudian para shabat menanyakan kepada Rosulullah SAW "bagaimana itu bisa terjadi",
maka Rosulullah SAW mengatakan bahwa yang 1 dirham disedekahkan oleh seseorang yang dia hanya punya penghasilan 2 dirham, sementar yang 100 ribu dirham itu disedekahkan oleh seorang milyader yang duitnya jutaan bahkan milyaran dirham, maka uang 100 ribu dirham bagi dia seperti receh yang tidak bernilai, sementara 1 dirham bagi orang miskin itu merupakan separoh dari keringatnya yang sudah dia keluarkan.
Begitulah mungkin si miskin ketika menyadari tentang sedekahnya uang 20 ribu rupiah, uang itu secara nominal akan terasa sangat kecil dibandingkan tetangganya milyader yang sedekah 20 juta rupiah. Dia mungkin merasa malu bahwa sedekahnya sangat kecil tetapi ternyata di sisi Allah SWT uang yang 20 ribu itulah yang kemudian ditukar dengan surga.

Inilah haketnya manusia yang sedang terjaga, beraktifitas sebenarnya sedang tidur, karena mereka tidak tahu apa yang bermanfaat dan memberikan madhorot kepada dia.
Disangkanya aktifitas yang dia lakukan itulah yang akan memberikan manfaat dan sebaliknya mungkih perbuatan dia akan memberik madhorot' ternyata itulah yang kemudian akan memberikan manfaat kepada dia.

Ada satu kisah yang barangkali akan menyadarkan kita pada saat ada seorang sahabat wanita, yang suaminya hampir meninggal dunia dan akhirnya meninggal. Kemudian isteri dari sahabat yang mulia ini menemui Rosulullah SAW, kemudian dia mengatakan;
"ya Rosulullah, suamiku mengigau sebelum wafatnya."
Apa yang diucapkan suamimu ?, wanita tadi mengatakan bahwa dia mengucapkan kalimat yang tidak jelas yaitu;
"seandainya masih jauh, seandainya masih jauh". Aku tidak paham dengan kalimat itu ya Rosulullah, maka Rosul mengatakan;
"tidak, bahwa suamimu tidak mengigau, melainkan betul-betul mengucapkannya dengan kesadaran penuh, suami kamu suatu hari berjalan menuju masjid, di tengah jalan bertemu dengan seorang buta yang hendak berjalan menuju masjid, dorongan keimanannya yang kemudian dia menuntun seorang buta ini sampai akhirnya dia terlambat sholat. Ketika akan meninggal dunia, malaikat datang memperlihatkan kepada dia tentang betapa besarnya pahala amalan menuntun orang buta ke masjid, sehingga dia berangan-anganseandainya dia menuntunnya lebih jauh dari yang pernah dia lakukan, karena waktu itu si buta tinggal beberapa meter saja jaraknya dengan masjid.
Suamiku juga pernah mengatakan begini ;
"seandainya yang baru",
maka Rosul juga mengatakan bahwa suaminya juga tidak mengigau. Suatu hari suami kamu baru membeli sebuah jaket, ketika dia berjalan, kemudia tiba-tiba bertemu dengan seorang pengemis yang menggigil kedinginan, dorongan nuraninya yang kemudian membuat suamimu kemudia berfikir. Akhirnya jaket yang dipakainya kemudia dilepas lalu diberikan kepada pengemis itu, sementara dia memakai jaket yang baru saja dibeli. Maka pada saat meninggal dunia, Allah SWT kemudian mempertontonkan melalui malaikatnya tentang betapa pahala yang akan diberikan karena telah sedekah jaket bekas tersebut, maka dia menyesal lalu mengatakan ;
" seandainya yang baru."
Dia juga mengatakan seandainya semua,
maka Rosul mengatakan demikian pula bahwa itu bukan igauan. Pada saat itu engkau sekeluarga sedang berpuasa di bulan Romadhon, pada hari itu engkau juga sedang kekurangan, padahal suami kamu telah bekerja keras dan hanya mendapatkan 4 potong roti untuk berbuka. Detik-detik menjelang adzan dan berbuka tiba, ternyata ada seorang wanita janda dengan 2 orang anaknya yang masih kecil mengetuk pintu rumahmu yang sudah 2 hari tidak makan, kemudian jatah 4 potong roti tersebut diberikan 2 potong. Sang ibu itu merasa berterimaksih dan memberikan 2 potong roti itu untuk anak-anaknya dan membiarkan dirinya kelaparan. Maka pada saat Allah mempertontonkan betapa besar pahala yang diberikan, maka sahabat ini mengatakan seandainya semuanya.
Berapa banyak kata seandainya yang akan kita ucapkan karena begitu banyak kesempatan yang telah kita lewatkan.

Rosulullah mengatakan bahwa sesungguhnya alam kubur merupakan tempat menetap pertama dari tempat-tempat menetap di akhirat kelak, jika seorang hamba selamat dari siksa kubur, niscaya perjalanan selanjutnya yaitu akhirat akan lebih mudah baginya. Sebaliknya barang siapa yang tidak selamat dari pada siksa kubur, niscaya perjalanan selanjutnya akan lebih sulit bagi dia. Rosulullah SAW juga bersabda bahwa tidaklah beliau melihat pemandangan kecuali kuburan itu lebih mengerikan darinya bahkan sahabat Usman r.a. pernah mengatakan bahwa beliau lebih ngeri membayangkan alam kubur dari pada membayangkan neraka.
Maka jika seorang hamba mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam kubur dan mengucapkan kalimat Allahu robbiketika ditanyaman robbuka (siapa Tuhanmu), kemudian ditanya apa pendapatmu tentang seorang laki-laki yang diutus kepadamu dan menjawab dia Muhammad bin Abdullah rosuluhu wa nabiyyuhu lalu ditanya dari mana engkau mengetahui bahwa ini adalah Muhammad bin Abdullah maka hamba ini mengatakan bahwa aku telah belajar, aku telah membaca, aku telah mengetahui dengan membuka kitabullah sehingga aku betul-betul percaya dengan orang ini, aku beriman kepada orang ini sebagai nabi dan utusannya, kemudian Allah SWT meneguhkan hatinya, lalu malaikat memperlihatkan kebun-kebun syurga yang jauhnya adalah seluas mata memandang, lalu malaikat mengatakan kepada hamba ini tidurlah engkau sebnagaimana tidurnya pengantin baru, yang kaget tahu-tahu sudah penghisapan dan hamba tersebut akan selamat pada perjalanan selanjutnya.

Allaahu 'alam

0 comments:

Post a Comment