Thursday, December 18, 2014

Bambu yang Berduka

Alkisah, terasinglah sembilah bambu dari rumpunnya, dan kini ia lahir sebagai sebuah seruling. ia dirundung duka dan kerinduan yang berkesudahan. setiap kali ditiup, suaranya sendu menyayat hati. rasa terpisah dari induknya membuat dia menyanyi penuh duka dan kerinduan.

Dengarkan nyanyian sendu Seruling bambu,
Menyayat selalu,

Sejak direnggut dari rumpun rimbunnya dulu,
Alunan lagu sedih dan cinta membara
Rahasia nyanyianku, meski dekat
Tak seorang pun dapat mendengar dan melihat

oh, andai ada teman yang tahu isyarat
Mendekap segenap jiwanya dengan jiwaku

ini nyala cinta yang membakarku,
ini anggur cinta mengilhamiku,

Sudilah pahami betapa para pecinta terluka,
dengar, dengarkanlah rintihan seruling...!


Dalam kisah ini, Jalaludin Ar Rumi mengibaratkan manusia sebagai bilah-bilah bambu yang tercerabut dari rumpunnya, Berasal dari Allah, kini kita terpisah dariNya.
"Setiap orang yang tinggal jauh dari sumbernya ingin kembali kesaat ketika dia bersatu dengannya," kata Rumi.

0 comments:

Post a Comment